wiwik21

Just another WordPress.com site

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

ARTIKEL MEKANISME EREKSI DISUSUN OLEH : WIWIK DWIYANTI KELAS A UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS KEDOKTERAN JAYAPURA 2011 ARTIKEL MEKANISME EREKSI Mekanisme Terjadinya Ereksi (Tumescensi) Sumber: http://www.zonamaya.info/2010/07/mekanisme-terjadinya-ereksi-tumescensi.html Meskipun ereksi penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal itu merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini. Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek. Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang. Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf). Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran. Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras. Detumescensi (Menurunkan Ereksi) Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang. Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi. Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia. Ciri-Ciri Ereksi Penis yang Normal By Admin– January 24, 2011Posted in: Disfungsi Ereksi Ereksi penis di sebut normal jika mampu menjadi keras ketika menerima ransangan. Mengukur tingkat ereksi penis menjadi penting untuk mengetahui apakah penderita mengalami disfungsi ereksi atau tidak. Salah satu cara mengetahui gejala dari disfungsi ereksi adalah dengan mengukur tingkat ereksi penis. Ereksi penis yang normal adalah keadaan di mana penis membesar lalu mengeras. Seberapa keras ereksi tersebut jarang diperhatikan. Tetapi jika ereksi terganggu atau terjadi disfungsi ereksi, maka ukuran ereksi menjadi sangat penting artinya. Adapun tanda-tanda dari ereksi yang normal, penuh dan keras adalah sebagai berikut : 1. Bila penis dipegang atau dipencet akan terasa keras, 2. Penis tidak bisa ditekuk karena kaku sehingga sering disebut kayu, 3. Bila digoyang, penis akan bergoyang dan bergetar lalu kembali pada posisi semula. Keadaan tadi terjadi sejak seorang anak laki-laki lahir sampai usia lanjut. Pada waktu masa bayi dan anak, ereksi terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau disadari oleh si anak sendiri. Sesudah melalui masa pubertas umumnya ereksi akan terjadi karena adanya stimulasi seksual dari dalam diri sendiri atau dari luar dirinya. Stimulasi dari dalam diri terjadi karena ada pikiran atau fantasi mengenai seks lalu penis menjadi ereksi. Stimulasi dari luar terjadi karena adanya stimulan seksual yang diminati yang diterima melalui pancaindera dan dapat membangkitkan gairah seksual. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penis menjadi ereksi. Secara normal penis akan membesar dan mengeras pada keadaan-keadaan tertentu seperti ereksi yang terjadi pada pagi hari, ereksi yang muncul karena adanya rangsangan yang bersifat stimulasi psikoseksual dan stimulasi fisik seperti saat melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan dengan pasangan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton. Berbagai keadaan di atas adalah keadaan ereksi normal mulai dari bayi sampai dewasa. Sesudah remaja sampai dewasa bahkan sampai tua ereksi penis menjadi sangat penting. Dengan ereksi yang keras, setiap pria menjadi yakin diri dan senang akan dirinya karena merasa fungsi seksnya normal. Bagi yang sudah menikah, dapat menikmati koitus dengan istri. Istri juga senang dan bangga akan suami. Jadilah suami dan istri yang bersemangat, senang dan bahagia. GANGGUAN MEKANISME EREKSI 1. DISFUNGSI EREKSI Pengertian Disfungsi Ereksi By Admin– January 27, 2011Posted in: Disfungsi Ereksi Disfungsi ereksi memiliki banyak definisi. Salah satu definisi disfungsi ereksi yang paling banyak digunakan adalah yang diajukan oleh World Health Organization (WHO). Menurut WHO disfungsi ereksi adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan sampai koitus selesai selama 3 bulan. Definisi versi WHO diatas tidak menjelaskan apakah gangguan ereksi dialami oleh seseorang secara terus-menerus atau kadang-kadang saja. Ereksi Bisa Terganggu Suatu Waktu Jika beberapa kali gagal, sebagian besar pria akan ketakutan. “Aduh, kenapa ini? Apakah ereksi saya bisa kembali normal? Apakah gangguan ini akan berlangsung terus? Bagaimana istri saya? Jangan-jangan nanti tergoda dengan pria lain.” Berbagai macam kekhawatiran dan kegelisahan timbul. Dalam keadaan demikian ereksi akan makin lemah. Semangat hidup turun. Hubungan suami istri menjadi dingin dan kadang-kadang sampai terjadi percelccokan suami-istri. Di samping itu juga istri akan kecewa. Ada yang sampai marah-marah. Ada pula yang mencurigai suaminya yang jatuh cinta atau selingkuh dengan wanita lain. Menurut pikirannya suaminya sehat-sehat saja, dari dulu ereksi normal, kenapa tiba-tiba tidak mampu lagi. Menurut pikirannya tidak mungkin terjadi tanpa penyebab. Jadi, timbul dalam pikirannya bahwa suami telah menyeleweng. Dalam keadaan demikian, maka istri menuduh suaminya tidak mencintainya lagi. Dalam keadaan ereksi tidak kembali pulih yang berlangsung beberapa lama, ada suami yang menyerah mengizinkan bahkan mendorong istrinya untuk melakukan koitus dengan pria lain agar istri tidak menderita. Suami mengakui kesalahan atau kelemahannya. Artinya perkawinan bahkan rumah tangga bisa hancur karena disfungsi ereksi. Dalam keadaan seperti di atas ada orang yang cepat bertindak dan berobat kepada ahlinya. Karena cepat berobat gangguan tidak sampai berkepanjangan, dan umumnya ereksi mudah dipulihkan kembali dan hubungan suami istri kembali normal. Namun, sebagian ragu dan ragu-ragu sampai lama tidak mengambil tindakan. Akhirnya disfungsi ereksi berlangsung terus dan suami-istri menderita bahkan bisa bercerai sebagai akibatnya. Penderita yang lain didorong bahkan dipaksa oleh istri. Ada istri yang mengancam cerai bila suami tidak berobat. Suami terpaksa menurut dan berobat. Bila tindakan ini cepat dilakukan, besar kemungkinan ereksi akan cepat pulih dan kehidupan suami istri akan bahagia kembali. Ada pula suami yang malu berobat. Justru inilah yang paling banyak. Menurut perasaannya, gangguan seks, kehidupan di kamar tidur tidak pantas dibuka kepada orang lain termasuk kepada dokter. Karena merasa malu, maka penyakitnya dibiarkan terus. Oleh karena itu, ada istri yang meminta cerai sungguh-sungguh dan akhirnya benar-benar bercerai. Ada pula istri yang selingkuh dengan pria lain. Ada yang cekcok terus tidak habis-habisnya. Akibatnya semua kehidupan perkawinan hancur berantakan. Cara Mengobati Disfungsi Ereksi Keadaan seperti di atas tidak perlu terjadi dan tidak perlu malu. Hampir semua pria pernah mengalami ereksi yang lemah sehingga gagal koitus. Tidak mungkin selama hidup ereksi normal dan koitus memuaskan. Penyebabnya ialah karena penis tidak mempunyai tulang, penis hanya terdiri dari jaringan dari rongga-rongga yang sifatnya lembek. Hanya bila diisi darah penuh barulah penis besar dan bisa keras. Tetapi bila ereksi gagal beberapa kali, sebaiknya langsung bertindak untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga cepat pulih. Jadi, tidak perlu malu karena hampir semua pria pernah mengalaminya. Dengan menunda pengobatan/konsultasi, maka penyakit disfungsi ereksi makin berat. Sebagian penyebabnya ialah penyakit-penyakit kronik yang tidak kelihatan dari luar, tetapi terus memburuk di dalam tubuh. Sebagian terjadi karena stres yang berat atau konflik suami istri yang serius. Jika dibiarkan, penyakit penyebab di dalam tubuh misalnya diabetes mellitus, penyakit hati dan lain-lain akan makin berat. Konflik suami istri makin parah. Disfungsi ereksi makin sulit disembuhkan dan akhirnya semua kehidupan rusak. Dalam 10 tahun belakangan ini, pengetahuan tentang fisiologi ereksi, penyebab dan pengobatan disfungsi ereksi sudah diketahui. Hampir tidak ada lagi gangguan disfungsi ereksi yang tidak diketahui prosesnya. Demikian juga terapi dan pengobatannya sudah mendekati lengkap. Dengan kemajuan tersebut sebenarnya pengobatan disfungsi ereksi yang cepat dilakukan sangat membantu mempercepat penyembuhan. Bila disfungsi ereksi baru berlangsung sekitar 1-3 bulan tanpa penyebab yang berat atau tanpa penyakit penyerta (comorbidities) yang serius, hampir semua gangguan disfungsi ereksi bisa sembuh dalam waktu yang singkat misalnya sekitar 1 bulan. Yang penting segera berobat kepada dokter ahli, penyakit sembuh, hidup kembali normal dan keluarga bahagia. Dalam praktik klinis, definisi ini kurang tepat. Pasien mengeluh ereksi yang lemah dalam berbagai situasi. Ada pasien yang mengeluh ereksi tidak keras saat bercumbu dengan pacar dan tidak ada rencana melakukan koitus, dan yang lain mengeluh saat melakukan masturbasi. Keluhan yang terbanyak ialah ereksi tidak cukup keras saat koitus. Jadi, sebenarnya tidak hanya saat melakukan koitus. Berarti definisi disfungsi ereksi yang paling tepat dalam kehidupan sehari-hari atau dalam praktik klinis ialah keadaan di mana penis tidak bisa mencapai ereksi yang cukup keras pada saat melakukan aktivitas seksual, sendiri atau bersama pasangan. Secara normal ereksi akan terjadi pada kejadian atau aktivitas seksual seperti di bawah ini : 1. Saat melakukan kontak seksual, bercumbu dengan pasangan misalnya berciuman, berpelukan dan terutama bila penis dirangsang oleh pasangan seharusnya penis akan ereksi cukup keras dan cukup cepat, 2. Sesudah penis ereksi pada saat bercumbu, suami akan melakukan penetrasi ke vagina. Ereksi penis berlangsung terus sampai berhasil menembus vagina, dan 3. Sesudah penetrasi, penis ditarik dan didorong di dalam vagina berulang-ulang. Selama itu, diharapkan penis akan tetap ereksi sampai ejakulasi. Sesudah ejakulasi, barulah ereksi menurun secara perlahan-lahan. Bila penis sering gagal mencapai ereksi dalam ketiga tahap di atas dalam jangka waktu tertentu berarti telah terjadi disfungsi ereksi. Menurut WHO, jika kegagalan terjadi selama 3 bulan barulah disebut disfungsi ereksi. Untuk kepentingan klinis, definisi ini kurang tepat karena terlalu lama yakni memerlukan 3 bulan penis tidak bisa ereksi baru termasuk disfungsi ereksi. Banyak pasangan yang normal melakukan hubungan seks 2 sampai 3 kali seminggu. Berarti dalam 1 bulan, biasanya melakukan koitus 8 sampai 12 kali dalam keadaan normal. Jadi, dalam 3 bulan sekitar 30 sampai 40 kali kegagalan ereksi barulah dikategorikan disfungsi ereksi. Keadaan ini terlalu lama. Pada umumnya, fungsi tubuh yang tidak normal selama 1 bulan, seharusnya dianggap telah terjadi suatu gangguan. Jadi definisi disfungsi ereksi yang terbaik adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan pada saat melakukan aktivitas seksual sendiri atau bersama pasangan selama 1 bulan. Dengan demikian, di harapkan setiap orang yang mengalami kegagalan mendapatkan dan mempertahankan ereksi selama 1 bulan seharusnya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pertolongan. OBAT DISFUNGSI EREKSI Jenis pengobatan disfungsi ereksi tergantung kepada penyebabnya. Obat disfungsi ereksi oral sekarang ada 3 macam: 1. Obat disfungsi ereksi dengan kandungan Sildenafil 2. Obat disfungsi ereksi dengan kandungan Vardenafil Kedua obat disfungsi ereksi ini diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual. 3. Obat disfungsi ereksi dengan kandungan Tadalafil, obat disfungsi ereksi / impotensi ini diminum 30 menit sampai dengan 12 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Ketiga obat disfungsi ereksi oral ini hanya efektif jika disertai dengan gairah seksual. Ketiga obat disfungsi ereksi ini bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis. Obat disfungsi ereksi oral tidak boleh diminum bersamaan dengan nitrat karena bisa menibulkan efek samping yang serius. Disfungsi ereksi karena masalah psikis Latihan khusus dilakukan oleh penderita disfungsi ereksi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap. Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan: 1. Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan. 2. Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan. 3. Tahap III : melakukan hubungan badan. Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi. Disfungsi ereksi karena masalah hormon Jika disfungsi ereksi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon. Testosteron disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester. Efek sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang bisa menyebabkan stroke. Obat atau metode untuk disfungsi ereksi lain Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan. Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis. Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis. Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis. Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat dipasang untuk mencegah pengaliran darah dari vena. Kombinasi kedua alat tersebut bisa mempertahankan ereksi selama 30 menit. Kadang alat pengikat menyebabkan masalah ketika ejakulasi, terutama jika diikat terlalu ketat. Demi kemanan, sebaiknya setelah 30 menit alat tersebut dilepaskan. Jika terlalu sering digunakan, alat penghisap bisa menimbulkan memar. Disfungsi ereksi juga bisa diobati dengan suntikan obat disfungsi ereksi dengan kandungan alprostadil yang dilakukan sendiri oleh penderita. Obat ini disuntikkan langsung ke dalam jaringan erektil pada penis (korpus kavernosa). Ereksi terjadi dalam waktu 5-10 menit setelah obat disuntikkan dan bisa bertahan selama 60 menit. Efek sampingnya adalah memar dan sakit. Selain itu, penyuntikkan juga bisa menyebabkan priapisme (ereksi yang menetap dan nyeri). Jika disfungsi ereksi tidak memberikan respon terhadap berbagai pengobatan di atas, bisa dilakukan pencangkokan penis atau digunakan prostese (penis buatan). Salah satu alat yang dicangkokkan berupa batang kekar yang dimasukkan ke dalam penis untuk menimbulkan ereksi yang menetap. Alat lainnya berupa balon yang dimasukkan ke dalam penis dan ditiup sebelum penderita melakukan hubungan seksual. Untuk pemilihan obat disfungsi ereksi yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter. Di apotik online medicastore anda dapat membeli obat disfungsi ereksi yang diresepkan dokter anda. Dan memesannya via online sehingga anda mendapatkan obat disfungsi ereksi sesuai kebutuhan anda. 2. IMPOTENSI Seorang pria yang tidak dapat melakukan hubungan seksual (coitus) meskipun ada keinginan untuk melakukannya. Hal mana disebabkan karena pria tersebut tidak dapat ereksi atau tidak dapat mempertahankan ereksinya. Ada 3 tipe impotensi, yakni: organis, fungsional, dan psikis. 3. Impotensi Organis disebabkan kelainan susunan syaraf pusat. Impotensi Fungsional disebabkan gangguan syaraf, pemakaian obat-obatan atau alkohol yang berlebihan, kekurangan hormonal, dan kelelahan. Sedangkan Impotensi Psikis misalnya disebabkan gangguan emosional, ketakutan, gangguan kesehatan, atau perasaan jengkel pada istrinya. Dr. William Masters, salah seorang pelopor terapi seksual menyatakan, hampir 50% kasus impotensi disebabkan oleh faktor psikis. Semua pria pada suatu masa dalam hidupnya pernah mengalami impotensi. Jika impotensi ini hanya terjadi kadang-kadang saja, belum diperlukan bantuan ahli. Namun jika mencapai 50% dari seluruh kesempatan, maka diperlukan bantuan profesional untuk menanganinya. Gangguan impotensi dapat diatasi. Seperti telah disinggung di atas, banyak faktor yang menjadi penyebab impotensi. Kerusakan syaraf, yang biasanya disebabkan kecelakaan pada waktu olah raga, merupakan penyebab utama impotensi pada pria muda. Stress, lelah, atau depresi juga bisa menjadi penyebab. Bagi pria yang berusia lebih lanjut, penyakit, obat-obatan dokter, dan kebiasaan yang tidak sehat dapat menyebabkan impotensi. Atherosclerosis, suatu kondisi yang disebabkan penyumbatan pembuluh arteri oleh lemak kolesterol, dapat merusak kemampuan seksual. Akibat penyumbatan itu aliran darah ke penis terhambat sehingga ereksi sulit terjadi. Diabetes juga dapat merusak syaraf dan pembuluh darah, yang pada gilirannya akan menyebabkan impotensi. Sementara itu obat-obatan untuk penyakit atherosclerosis, hipertensi, sakit lambung, dan depresi juga dapat menyebabkan impotensi karena menghambat tekanan darah yang diperlukan untuk terjadinya ereksi. Selain gangguan dan penyakit, kebiasaan sehari-hari dan suasana hati dapat mempengaruhi kemampuan seksual. Misalnya, merokok dapat merusak aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke alat kelamin. Alkohol dapat mematikan syaraf yang mengendalikan refleks penis. BEBERAPA CARA MENGATASI IMPOTENSI: • TERAPI DENGAN SUNTIKAN: Obat-obatan seperti papaverine atau prostaglandin E1 dapat disuntikkan sendiri oleh penderita ke penis. Beberapa menit kemudian akan terjadi ereksi. • OBAT-OBATAN: Beberapa obat dengan resep dokter seperti Yohimbine merupakan obat pembangkit gairah seksual yang dapat meningkatkan fungsi seksual dengan mempengaruhi sistem syaraf. • BEDAH REKONSTRUKSI VASKULER: Arteri dari perut bagian bawah dipindahkan ke sekitar cabang arteri utama yang menuju penis. • ALAT VACUUM: Tabung-tabung akrilik ini dapat meningkatkan aliran darah ke penis untuk mengumpulkan aliran darah. • IMPLANTASI: Alat-alat yang ditanam dengan tindakan bedah ini dipandang sebagai upaya terakhir, namun keandalannya sangat tinggi. • KONSELING: Penanganan yang dilakukan jika masalah psikologis menjadi penyebab impotensi. Terapi psikologi juga dapat membantu untuk kasus dengan penyebab fisiologis. Hati-hati dengan penawaran-penawaran iklan untuk menyembuhkan impotensi. Pembangkit gairah seksual yang ditawarkan sebagai pengobatan, tidak efektif dan mahal. Beberapa kontrasepsi yang tersedia tanpa resep dokter pun dapat merusak penis. DAFTAR PUSTAKA www.google.com http://www.sseksualitas.net/mekanisme-terjadinya-ereksi.htm Admin,2011 http://peperonity.com/go/sites/mvies/seputar-seks/25841119 Admin,2011 sumber:http://www.konseling.net/ Sumber:http://www.zonamaya.info/2010/07/mekanisme-terjadinya-ereksi-tumescensi.html

leave a comment »

Written by wiwikdwiyanti

Mei 26, 2011 at 6:40 am

Ditulis dalam Uncategorized

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan daarah yang memberi gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi vertikel kanan (untuk otot jantung). ( Bustan.N.M.2007) Makin tinggi tekanan darah, maka makin keras jantung harus bekerja untuk tetap memompa melawan hambatan. Jika, dengan berjalannya waktu, otot jantung lelah, bias terjadi kelemahan jantung dan akhirnya gagal jantung. Karna beban berlebihan yang di letakannya pada arteri, Tekanan darah tinggi dapat mempercepat pelapukan dan kerusakannya,terutama pada organ-organ yang dituju, yakni otak,koroner, dan ginjal. Oleh karena itu, hipertensi yang tidak di obati sering mengakibatkan stroke dan serangan jantung yang berbahaya . stroke dan serangan jantung yang fatal mempunyai peluang dua kali lebih besar pada orang yang menderita hipertensi yang tidak diobati dibandingkan pada mereka yang memiliki tekanan darah normal di usia yang sama. (Wolff Peter Hanns.2006) Beberapa penyebab hipertensi dikarnakan asupan makanan yang tinggi sodium,stress psikilogi, kegelisahan dan hiperaktivitas. (Wolff Peter Hanns.2006) Sekitar 20% dari semua orang dewasa menderita hipertensi dan menurut statistic angka ini terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian dibawah usia 65 tahun adalah akibat hipertensi. (Wolff Peter Hanns.2006) Dengan melihat hal-hal teresbut diatas maka penulis terdorong untuk membuat suatu proposal penelitian yang berjudul : “prevalensi penyakit hipertensi pada orang dewasa di RSUD Abepura periode juli-oktober tahun 2010.A 1.2 Rumusan Masalah 1. bagaimana gambaran penderita hipertensi di RSUD Abepura? 2. berapa prevalensi penderita hipertensi di RSUD Abepura ? 3. berapa umur terbanyak dari penderita hipertensi di RSUD Abepura? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran penderita hipertensi di RSUD abepura . 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui prevalensi penderita hipertensi di RSUD Abepura. b. untuk mengetahui umur terbanyak dari penderita hipertensi di RSUD Abepura. 1.4 Manfaat penelitian 1. instansi • Sebagai bahasan masukan dan kajian bagi instansi kesehatan, dalam hal ini RSUD Abepura. Melakukan usaha-usaha apromotif,prefentif, dan rehabilitasi dalam rangka menuntaskan kasus-kasus hipertensi. 2. Instansi Terikat • Sebagai bahan kajian untuk membuat penelitian lebih lanjut yang terikat factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertensi. 3. Masyarakat • Memberi informasi kepada seluruh masyarakat di Papua tentang penyakit hiipertensi. • sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berkelanjutan pada organ target. Seperti stroke (untuk otak),penyakit jantung koroner(untuk prmbuluh darah jantung) dan hipertrofi (untuk otot jantung). 2.1.2 Etiologi • Penelitian ekologi ( garam dan tekanan darah ) • Penelitian observasional ( berat badan dan tekanan darah ) 2.1.3 Patifisiologi Dimulai dengan atherosclerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah peripher yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah . kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran darah peripher. Kekakuan dan kelambanan aliran darah menyebabakan beban jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang memberikan gambaran peningkatan tekanan darah dalam sirkulasi. 2.1.4 Klasifikasi Dikenal berbagai penglompokan hipertensi: 1. Menurut kasusnya a. Hipertensi esensil (hipertensi primer);hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. b. Hipertensi skunder; hipertensi kausa tertentu 2. Menurut gangguan tekanan darah a. Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja b. Hipertensi diastolik;peninggian tekanan diastolic 3. Menurut baratnya atau tingginya peningkatan takanan darah a. Hipertensi ringan TTD 90-110 mmHg b. Hipertensi sedang TTD 110-130 mmHg c. Hipertensi berat TTD > 130 mmHg 2.1.5 Faktor Resiko Hipertensi Faktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau dikontrol dan tidak dapat dikontrol diantaranya : 1. Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas, kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam berlebih, minum alkohol, diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan sebagainya. 2. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol yaitu Umur, jenis kelamin, dan genetic. 2.1.6 Komplikasi Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain : 1.Stroke 2.Gagal jantung 3.Ginjal 4.Mata Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik. Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup bilamana ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik. 2.1.7 Diagnosis Hipertensi biasanya didiagnosis selama pemeriksaan fisik umum-up, atau kunjungan ke dokter untuk beberapa keluhan lain – kadang-kadang seseorang mungkin didiagnosis mengalami stroke atau serangan jantung dan kemudian ditemukan memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer, yang memiliki tiup manset yang melilit lengan atas dan digembungkan dengan udara melalui bola karet yang berulang kali meremas. Ketika tekanan di dalam manset mendapat cukup tinggi, itu memotong aliran darah dalam arteri utama dari lengan atas – udara ini kemudian perlahan-lahan dilepaskan dari manset melalui katup dan sebagai tekanan di dalam manset jatuh suara darah mengalir melalui arteri didengar melalui stetoskop diletakkan di atas arteri. Tekanan di mana suara pertama kali mendengar sebagai manset dirilis adalah tekanan sistolik dan tekanan di mana suara terakhir terdengar, sebagai darah kembali diam alirannya, yang terlepas – adalah tekanan diastolik. Otomatis alat pengukur elektronik melakukan hal yang sama tetapi lebih akurat, mudah digunakan, dan dapat digunakan oleh pasien untuk memantau rumah tekanan darah. Seorang dokter tidak akan mendiagnosa hipertensi pada dasar satu membaca abnormal karena tekanan darah berfluktuasi dan biasanya memakan waktu tiga bacaan abnormal tinggi berturut-turut, diambil pada kesempatan yang berbeda, sebelum diagnosis hipertensi dapat dibuat. Titik di mana pembacaan tekanan darah tinggi dianggap abnormal akan tergantung pada usia seseorang – ahli menyarankan bahwa orang di bawah usia 65 tahun harus memiliki tekanan darah pada sisa tidak lebih besar dari 130/85 mm Hg – dan mereka lebih dari 65 tahun harus bertujuan untuk tekanan darah pembacaan tidak lebih dari 140/90 mm Hg. Ketika tekanan darah seseorang dipandang secara konsisten tinggi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa apakah ada penyakit yang mendasari bisa pelakunya dan juga untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda kerusakan pada organ tubuh seperti pulsa absen dalam anggota badan, bukti penyakit arteri di retina mata, atau jejak mikroskopis darah dalam urin (tanda penyakit ginjal). Bahkan jika tekanan darah menjadi normal ditemukan setelah tiga memeriksanya masih harus diperiksa secara teratur karena dapat berubah dan hipertensi sebelumnya didiagnosa dan dikendalikan, semakin sedikit kerusakan akan ada ke otak, jantung, ginjal dan organ lainnya. Mereka yang tidak memiliki riwayat pribadi atau keluarga kondisi harus memiliki memeriksa setiap dua tahun dan selama kunjungan rutin ke dokter – orang-orang dengan riwayat pribadi atau keluarga tekanan darah tinggi, stroke atau serangan jantung harus diperiksa lebih sering. 2.1.8 Penatalaksanaan Dalam penanganan penyakit hipertensi ini, mempunyai tujuan untuk dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg juga mengontrol faktor resiko..Langkah-langkah yang dianjurkan untuk merupah gaya hidup antara lain : a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan berat-badan. b. Membatasi/menghilangkan alkohol. c. Meningkatkan aktifitas fisik aerobik (30-45 menit/hari) d. Diet e. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak dalam makanan. 2.2 Kerangka Teori Kerangka teori dalam penelitian ini meliputi: 2.3 Kerangka Konsep 2.3.1 Variabel Penelitian 2.4 Definisi Operasional NO DEFINISI PENJELASAN SKALA 1 2 3 4 Genetika Umur Jenis kelamin Jumlah kematian Factor keturunan yang dimaksud adalah rwayat hipertensi dalam keluarga yaitu orang tua atau saudara kandung, ada keluarga yang hipertensi dan tidak ada keluarga yang hipertensi. Usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir. 1: Muda (16 – 25 tahun) 2: Dewasa (26 – 35 tahun) 3: Tua (36 – 46 tahun) Laki-laki dan perempuan Jumlah penderita yang hidup dan jumlah penderita yang meninggal Nominal Ordinal Nominal Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang dimaksud adalah penelitian deskriptif dengan mengunakan jenis cross sectional karena penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data yang terdapat di Rmah Sakit Umum Daerah Abepura. 3.2 Lokasi dan Waktu penelitian • Lokasi Tempat penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Abepura • Waktu Penelitian Waktu penelitian periode 2009-2010 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi yang diambil adalah pasien yang dating berobat di Rumah Sakit Umum Daerah abepura. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel yang diambil yaitu pasien yang menderita penyakit Hipertensi yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Abepura. 3.4 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan data sekunder, dilakukan melalui penelitian atau penelusuran terhadap sumber-sumber informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Pengumpulan data diambil berdasarkan rekaan medic di Rumah Sakit Umum Daerah abepura , kemudian dibuat berdasrkan hasil data dirawat inap. Tabel 1.1 Prevalensi Penderita Penyakit Hipertensi pada Orang Dewasa di RSUD Abepura Daerah 2009 2010 1. Kamkai 2. Padang Bulan 3. Yotefa 4. Kotaraja 5. Lingkaran 6. Tanah Hitam 259 201 229 305 150 123 331 225 250 320 175 129 Total 1.267 1.430 DAFTAR PUSTAKA Bustan.N.M.2007.Epidemologi Penyakit tidak Menular.Rineka Cipta.Jakarta Wolff Peter Hanns.2006.Hipertensi.PT Bhuana Ilmu Populer.Jakarta

leave a comment »

Written by wiwikdwiyanti

Mei 26, 2011 at 5:57 am

Ditulis dalam Uncategorized

Hello world!

with one comment

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can alway preview any post or edit you before you share it to the world.

Written by wiwikdwiyanti

Mei 26, 2011 at 5:46 am

Ditulis dalam Uncategorized